BELANDA SANG PENAKLUK PERAIRAN
Air merupakan salah satu elemen kebutuhan manusia yang cukup penting.
Karena air merupakan penunjang dalam pemenuhan kebutuhan manusia yang lain.
Faktanya bahwa 97% air di muka bumi merupakan air laut dan sisanya, sebanyak
3%, merupakan air tawar. Padahal 3% air tawar tersebut dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan seluruh penduduk muka bumi yang sangat banyak, yang
berjumlah lebih dari 7 milyar orang. Namun sebanyak 2.5 Milyar penduduk di
antaranya tidak memiliki sanitasi yang layak.
Kebutuhan air bagi kehidupan manusia
Diperkirakan bahwa kebutuhan air dan energi akan meningkat sesuai dengan
peningkatan jumlah populasi manusia yang semakin banyak. Hal tersebut
membuktikan bahwa keberadaan air dan energi yang terbatas dan semakin sedikit
tidak seimbang dengan jumlah penggunanya yang justru semakin banyak. Maka untuk
mengatasi keterbatasannya, sangat diperlukan manajemen air dan energi yang
baik, contohnya adalah negara Belanda.
Keterbatasan jumlah air tanah seolah menyadarkan Belanda untuk membuat
inovasi baru untuk memanfaatkan sumber air lain. Melalui sumber daya air tawar
yang beragam, baik dari air tanah, air permukaan, maupun sumber air lain yang
diperoleh melalui proses desalinasi air laut, pemerintah Belanda mengembangkan
teknologi yang canggih dalam memproses sumber daya air yang beragam tersebut. Dalam
rangka pemenuhan kebutuhan air bersih, khususnya air minum, pemerintah Belanda
menerapkan teknologi pengelolaan air minum dengan baik sehingga air minum dapat
dikonsumsi langsung dari kran.
Belanda dengan sumber air yang melimpah
Air tanah di Belanda merupakan air tanah yang baik, karena tidak
mengandung parasit yang berlebih sehingga tidak memerlukan desinfektan. Namun
dengan adanya fenomena pemanasan global, ketersediaan air tanah akan menyusut.
Walaupun pengelolaan sumber air tanah masih menjadi yang utama di dunia,
terlebih di negara Belanda, namun memang diperlukan pemanfaatan sumber air yang
lain, contohnya air laut dan air sungai. Belanda memanfaatkan teknologi terkini
untuk memanfaatkan sumber air lain untuk membuatnya menjadi air yang layak
untuk dikonsumsi. Cara yang diterapkan ialah dengan meresapkan air tersebut ke
dalam tanah, sehingga terproses oleh tanah, sehingga dapat tersaring dan
terproses seperti layaknya air tanah. Kemudian air tersebut akan diproses lebih
lanjut dengan memompanya kembali sampai ke permukaan, lalu melalui serangkaian
proses penyaringan ganda serta menggunakan karbon aktif untuk menyerap
kandungan yang tidak baik untuk kesehatan tubuh. Air juga disterilkan melalui
proses penyinaran ultraviolet dan proses ozonisasi, sampai air benar - benar
layak untuk diminum.
Tidak dipungkiri lagi bahwa selain dijuluki sebagai negara kincir angin,
Belanda juga identik dengan negara seribu kanal. Tentunya kanal – kanal tersebut
dibat bukan semata – mata mempercantik wajah Belanda, namun keberadaan kanal –
kanal tersebut merupakan salah satu cara pengelolaan aliran air sehingga dapat
dimanfaatkan untuk membantu kehidupan manusia yang lainnya.
Belanda dengan Pengelolaan Energinya
Negara Belanda merupakan negara yang memperluas wilayahnya dengan
reklamasi, yaitu pembentukan daratan baru melalui proses pengurugan dan
pengeringan lahan, dari dasar sungai ataupun dasar lautan. Tentunya proses ini
bukanlah proses yang mudah dan dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Reklamasi
juga berdampak kepada lingkungan sekitar daerah reklamasi, sehingga akan
merusak ekosistem perairan sekitar. Namun negara Belanda dapat mengatasi hal
tersebut dengan adanya konsep “Building with Nature”
Konsep Building with Nature merupakan metode reklamasi alami dengan
pengurugan pasir yang dikeruk dari dasar laut dengan pola yang teratur, yang
tentunya tidak akan mengganggu ekosistem di laut tersebut. Konsep ini
menggunakan tenaga yang alami, yaitu dengan gelombang dan arus laut, yang akan
berdampak baik bagi lingkungan. Cara bekerja konsep ini yaitu dengan meletakkan
pasir sejajar dengan garis pantai, sehingga lama kelamaan pasir tersebut akan
terbawa ke arah daratan, dan kemudian akan membentuk daratan yang baru secara
alami. Maka dapat dikatakan bahwa Belanda menggunakan inovasi yang baik dan
tepat, yang akan memberikan keuntungan bagi kepentingan negara, namun tidak
merusak alam, terlebih ekosistem perairan.
Reklamasi di Belanda
Negara Belanda merupakan negara yang seolah tidak akan berhenti untuk
membuat inovasi baru. Dengan adanya reklamasi yang dilakukan dengan baik, tidak
berarti bahwa negara akan aman dari bencana yang mengancamnya. Maka diperlukan
sistem yang baik pula untuk menanggulangi bencana, baik itu bersifat preventif
ataupun penanggulangan pasca bencana, yaitu Polder System yang dikembangkan
negara Belanda. Polder System merupakan sistem tata air tertutup dengan
elemen meliputi tanggul, pompa, saluran air, kolam retensi, pengaturan lansekap
lahan, dan instalasi air kotor terpisah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa negara Belanda sangat ahli dan maju dalam sistem
tata kelola perairannya. Pemerintah Belanda yang bekerjasama dengan para ahli, dan
dengan dukungan seluruh masyarakatnya sangat berperan aktif dan turut berfikir dalam
rangka upaya pengembangan wilayahnya sejak jaman dahulu kala, dan terus
berkembang sampai saat ini. Seharusnya masyarakat dunia berkaca pada negara
Belanda karena sistem manajemen air yang baik, dan mencoba menerapkannya kepada
negara sendiri. Niscaya, suatu saat pengelolaan air di negara – negara akan
semakin baik untuk masa depan.
REFERENSI